aku memandangi rumah mewah itu sekali lagi, sepi..dan tiba2 aku merasa harus pulang sekarang, kerumahku...karena disini bukan tempatku. aku keluar dari rumah itu..ke pekarangan megahnya yang ditumbuhi rumput jepang dan beberapa bunga. asri sekali..aku baru menaiki sepedaku sampai..
"hai win, mak nggak nyangka kau mampir.."
"emak....??"
seketika tubuhku kaku..mak yang bediri di depanku kan? benar dia! tapi aku bukannya kaget, aku seperti sudah menyangka kalau ini memang rumah emak..aneh..
"kau suka rumah emak yang sekarang? indah ya?"
"suka banget mak, aku betah di sini..," jawabku tertawa
"win, sebenarnya...kau boleh tinggal di sini sama emak..emak mau tinggal sama-sama kamu.."
aku memucat, ingin sekali menjawab 'iya' tapi..
"kalau kau mau, emak sudah sediakan kamar, kau tau kamar di sebelah ruang tamu kan? kamar dengan wallpaper biru itu, mak dekor khusus untukmu, dan barang-barang yang kau suka ada disana.."
aku melihat harapan di wajah mak, aku bukannya mau mengecewakan mak...
"mak, maaf..aku janji akan ke sini, tapi bukan sekarang..sekarang aku masih mau bikin papa dan mama senang.." rasanya kalimat itu keluar bukan dari pikiranku, entahlah..aku memang berkata begitu, tapi seperti ada peperangan di dalam diriku..
"mak mengerti. pilihanmu sangat bagus..mama mu pasti beruntung punya anak seperti kamu.."
"aku pulang dulu mak"
setelah mengucapkan salam aku mengayuh sepedaku menjauh dari rumah megah itu, melewati jalanan lenggang dari perumahan elit dan keluar dari sana.
aku terbangun, mataku basah. mimpi itu lagi..tapi hari ini sudah berakhir..kejadian dalam mimpi itu rasanya nyata sekali. aku kangen emak, dan mimpi tadi bisa mengobati rasa kangenku terhadapnya. Aku beranjak dari tempat tidurku
"winn, kau sudah bangun..kau boleh makan roti di meja lalu mandi, " kata mama dari dapur.
aku melangkah menuju meja dan mulai memakan roti.
* * *
aku berada diruangan itu, kamar dengan wallpaper biru idamanku..bagus banget..mulai dari posternya, perabot, sampai ke figurin-figurin favoritku. ini kamar idamanku! tiba-tiba telepon berdering, aku mau mengangkat..tapi...ini kan bukan rumahku..siapa pemilik rumah ini..? aku sendiri heran berada di dalam sini. lama telepon berdering dan masih tak ada jawaban. dengan malas aku keluar kamar dan mengangkatnya
"halo?" tak ada jawaban dari sana
"halo, ini siapa?" tanyaku heran, tetap tanpa jawaban
oke, terserah..aku menutup lagi telepon dan mengagumi ruang tamu itu, 4 jendela besar ditutupi korden tipis menghadap ke taman, keren sekali, di tengah-tengah ruangan lampu kristal menggantung dengan megahnya. di dekat telepon ada tangga menuju ke bawah, yang kemarin sudah kulewati. tangga itu menuju ke dapur. yang besaaarr banget, banyak kulkas dan freezer, dan ada koki. rumah macam apa ini!? hari ini aku berniat mengelilingi perumahan ini, entah ada sesuatu yang membuatku ingin melakukannya. kuambil sepedaku di halaman rumah itu dan mulai mengayuh. perumahan elit yang aneh, sepi sekali jalan-jalannya, mereka pasti sibuk sendiri di rumah, tebakku. terang saja, orang mana yang nggak betah di rumah semewah dan selengkap itu?? tapi ada aura lain yang menyelimuti perumahan ini, entah apa. seakan-akan tak ada yang tinggal di perumahan ini. seperti para koki, atau pelayan yang kutemui di rumah mewah itu, mereka seperti...tidak hidup? entah lah, mereka memang menyapaku, dan bekerja dengan sangat baik. aku juga heran bisa berpikir begitu, tapi aku sama sekali tidak merasa takut.aku merasa gerah, mungkin sinar matahari. aku menggeliat dan...tebangun, mimpi rumah itu lagi. sebenarnya rumah siapa itu? aku mengambil baju ganti ku dan menuju kamar mandi, sore yang panas.
* * *
aku sedang bersepeda mengelilingi kompleks perumahan itu, sampai aku melihatnya. rumah mewah, indah sekali. masuk..nggak..masuk..nggak..dan entah kenapa aku memutuskan masuk..padahal itu kan rumah orang lain, biarlah. aku membuka pintu yang tak terkunci dan menganga..ini rumah...? apa hotel? bagus banget! ruang tamunya luas banget, dengan TV LCD, sofa merah empuk, cat tembok krem yang kalem dan funitur-funitur warna coklat muda. lantainya dari marmer, dingin bila diinjak. aku melangkah perlahan, menuju lorong yang agak gelap. dan sampai diujung aku melihat kamar dengan nuansa merah. eksotis. walpapernya paduan merah marun, dan warna putih gading, dengan motif bunga. kasur ukuran raksasa dengan sprei dan bedcover warna merah. lantai karpet merah, dan funitur putih gading. kamar yang manis sekali. dan aku berjalan menaiki tangga ke arah atas diujung lorong, di atas ada lorong lagi dan satu kamar terbuka. kali ini kamarnya bernuansa hitam. lengkap dengan PS, komputer dan lainnya. benar-benar sesuai untuk adikku, temboknya campuran antara hitam, abu-abu dengan garis-garis zig zag hitam dan sedikit putih. kasurnya memakai bedcover abu-abu bergaris yang motifnya sama dengan tembok. aku keluar kamar itu dan menyusuri lorong terang dengan dinding kaca dimana-mana, yang kalau di geser langsung menuju ke balkon, juga tempat menjemur baju. aku keluar dan menemukan tangga. menuruninya dan sampai lagi ke ruang pertama, ruang tamu yang merangkap ruang keluarga itu. sekarang aku penasaran dengan tangga melingkar menuju bawah yang berada tepat disamping telepon. aku menuruni tangga itu dan ternyata berujung dapur. dapur yang keren, seperti di hotel-hotel, dengan banyak rak stainlessteel, freezer, kulkas, dan koki-koki yang bekerja dengan proffesional, aku melewatinya begitu saja dengan takut-takut, karena aku masuk ke rumah orang lain, tapi mereka tersenyum ramah padaku, seakan-akan akulah si tuan rumah. aku menaiki tangga lainnya yang ternyata menuju ke luar. taman.
aku baru beberapa kali melangkah sampai tersandung dan jatuh, dengan cekatan aku menapak. dan memegangi lantai kamarku, lho? dari mana aku tadi, sore yang panas dan aku baru saja terbangun rupanya. jadi tadi semuanya mimpi? tapi kenapa rasanya nyata sekali? entahlah, aku harus mandi dan melanjutkan pe-erku yang kutinggal di meja tadi siang karena ngantuk.
* * *
pagi-pagi sekali telepon berdering, perasaanku tak enak dan aku hanya menarik selimutku lebih tinggi dingin sekali pagi ini. tak berapa lama aku mendengar suara mama yang mengangkat telepon, dan menangis. tuh kan, aku tau kabar apa yang dibawa sepagi ini, apalagi kalau bukan mak ku yang meninggal. aku merasa sesak dan tanpa sadar ikut menangis, aku sudah tau ini harus terjadi, hanya aku tetap merasa kehilangan emak. dan aku merasa tertidur lagi
aku terbangun lagi saat matahari mulai menembus kordenku dan mendengar perbincangan diluar. aku beranjak dengan malas dan masih berharap tadi pagi hanyalah mimpi.
"win... tadi pagi emak sudah berpulang," kata mama sambil terisak perlahan saat melihatku keluar kamar
"tau" kataku dingin menuju kamar mandi.
kami mandi dan bergegas, mama ku sudah memesan tiket dan segera berangkat, aku dan papa serta adikku mecari-cari tiket, tapi di musim liburan berakhir ini tiket jelas menjadi barang langka. dan akhrinya papa berangkat dengan tiket yang tersisa meninggalkan aku dan adikku yang kesal dan kecewa tidak bisa menghadiri pemakaman emak di luar pulau.
* * *
aku memasuki ruangan itu, bunyi peralatan khas rumah sakit. tetes infus, dan melihat mak terbujur lemah di kasurnya. aku merasa sesak, tapi tak ada air mata yang mengalir. mama ku dan tante-tanteku menangis. sudah sekitar beberapa minggu ini mak ku koma karena tekanan darahnya yang tiba-tiba turun, dan kami tak bisa melakukan apa-apa selain berdoa.
aku kangen sekali bertemu emak, rasanya baru sebentar. desember lalu, saat tahun baru kami makan-makan sekeluarga besar di rumah tanteku, karaoke dan bercanda bersama. mak masih sehat.
dan sehari sebelumnya ak baru datang dari luar kota, jauh. kami disambut dengan ramah, mak menggodaku dengan siapa aku sekarang, bagaimana sekolahnya dan teman-temannya. juga janjiku untuk mengajak mak ke kotaku. setiap pagi dia pasti bertanya "winona, mau bakcang?" dan aku pasti mengiyakan dengan semangat, karena bakcang buatannya adalah yang no. 1.
0 comments