Be Careful about Who Our Enemy Truly Are
Tuesday, November 15, 2016Selamat siang saudara-saudari,
Selamat Hari Senin dan kembali menjalankan aktifitas.
Ditengah-tengah kerjaan kantor yang sedang dihadapan saya, saya sempat membuka media sosial dan kemudian menemukan salah satu status teman tentang pengeboman di Gereja Samarinda.
Well, I'm kind of observant than saying my opinion out loud, but their conversation attract me.
Kemarin 4 November kita semua tau tentang Aksi Unjuk Rasa Membela Penistaan Agama oleh gubernur Jakarta non-aktif melalui pidatonya di Kepulauan Seribu. entah massa darimana dan siapa yang mengumpulkan mereka, akhirnya pada 4 November 2016 lalu sekitar 5000 massa turun ke jalan menggelar aksi menolak penistaan agama itu sendiri.
Saya Tidak mau membahas tentang kejadian 4 November yang masih santer akan isu dan mitos sendiri, seminggu berselang tepatnya pada tanggal 13 November 2016, terjadi pengeboman di Gereja Oikumene Samarinda, menewaskan seorang balita dan 3 lainnya mengalami luka berat. kembali media massa dihebohkan dengan kecaman-kecaman terhadap kejadian tersebut.
Kemudian kembali sekelompok masyarakat menyalakan lilin di Bundaran HI mengecam asli pengemboman di Samarinda.
Sebagian pemuka agama sudah mengingatkan jangan mempolitisi peristiwa yang terjadi pada 13 November tersebut, namun beberapa orang masih tersulut akan kemarahan sesaat mereka dan menuntut HAM ditegakkan.
satu hal yang harus kita perhatikan, ingat siapa musuh kita sebenarnya, jangan tersulut kemarahan sesaat dan saling menuding antar golongan, antar agama dan kelompok. kita semua satu, satu negara, musuh kita adalah pihak-pihak yang hendak memecah belah kebhinekaan negara kita, merekalah yang berbahaya dan harus kita lawan. Berhenti saling menyalahkan dan berusahalah lebih bijak dalam menyikapi persoalan yang ada.
~n0e~
Salam,
Arsitek Apatis


0 comments